Kerajaan Melayu: Sejarah Kerajaan Melayu dan Letak Kerajaan Melayu
Setelah Kerajaan Melayu ini berhasil di tundukan oleh Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Melayu kemudian menyatu dengan kerajaan Sriwijaya. Dan Sriwijaya ini menjadi sebuah Kerajaan yang sangat besar dan sangat besar kekuasaanya dalam bidang pelayaran serta perdagangan sehingga kerajaan sriwijaya ini terkenal dengan sebuah kerajaan maritim.
Berikut kerajaan-kerajaan yang pernah memerintah dikerajaan melayu berdasarkan sumber sejarah yang ada diantaranya adalah sebagai berikut:
- Srimat Trailokyaraja Maulibhusana Warmadewa 1183 bersumber pada Prasasti Grahi tahun 1183 di selatan Thailand, perintah kepada bupati Grahi yang bernama Mahasenapati Galanai biar membuat patung Buddha seberat 1 bhara 2 tula dengan nilai emas 10 tamlin. Grahi sendiri dalam bahasa Cina Kia- lo- hi dalam catatan Cina Chu- fan- chi diperkirakan ialah sebuatan tertua dari Chaiya. Chaiya sendiri ialah bagian dari kerajaan Tabralingga di Semenanjung Malaya yang perbah menjalakan ikatan dengan Sriwijaya serta Dharmasraya.
- Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa 1286 bersumber pada Prasasti Padang Roco tahun 1286 di Siguntur( Kabupaten Dharmasraya), pengiriman Patung Amonghapasa bagaikan hadiah Raja Singhasari kepada Raja Malayu. Prasasti Padang Roco ditulis dengan 2 bahasa ialah bahasa melayu kuno serta sansekerta dengan mengunakan huruf jawa kuno.
- Akarendrawarman 1316 Prasasti Batu Bapahek biasa pula diucap dengan Prasasti Suruaso. Suruaso ialah nama tempat di Sumatera Barat didalam prasasti di sebut dengan Sri Surawasa. Isi dari prasasti Suruaso menarangkan tentang pembangunan saluran irigasi buat suatu halaman serta lahan pertanian.
- Srimat Sri Udayadityawarman Pratapaparakrama Rajendra Maulimali Warmadewa 1347 bersumber pada Patung Amoghapasa 1347 di kabupaten Dharmasraya Pindah ke Suruaso, Prasasti Suruaso menerangkan tentang Pengiriman utusan ke Cina sebanyak 6 kali dalam rentang waktu 1371 hingga 1377 pada masa Dinasti Ming.
- Ananggawarman 1375 bersumber pada Prasasti Batusangkar menerangkan Ananggawarman mengambil alih posisi bapaknya ialah Adityawarman bagaikan Raja dalam sesuatu upacara hewjra, serta Adityawarman diibaratkan sudah mengarah kepada tingkatan ksetrajna setara dengan Dewa